present, is a gift from the past ...

Supported by seowaps

Sabtu, 31 Desember 2016

Apresiasi

Happy New Year 2017!!!

selamat pagi, semoga lembar pertama tahun dalam hidup ini penuh warna cerah! shine and bright.. growing and glowing..

tetiba pagi ini saya teringat curhatan lama seorang sahabat. yang saya yakini, dari keluarga bahagia. ternyata manusia benar-benar tidak bisa dinilai dari sekedar apa yang terlihat di permukaan. sahabat saya, seorang anak kosan, anak rantau, dan hidup dari uang bulanan yang dikirimi orang tuanya. meski jauh dari kampung halaman, sahabat saya tidak pernah lupa hari-hari penting keluarganya, seperti hari ulang tahun bapaknya, atau sekedar hari perayaan seperti hari ibu. setiap even tersebut mendekat, sahabat saya selalu menyisihkan uang jatah hidupnya, untuk membeli hadiah kecil-kecilan. it's cute, i think. dan saya sangat bangga pada kelakuan sahabat saya yang ini.

bertahun-tahun, sampai pada suatu hari, sahabat saya tiba-tiba mengurung diri, seharian di kamar, dengan lampu padam. waktu itu sedang jaman-jamannya mahasiswa bunuh diri karena stres. terbayang kan bagaimana perasaan saya pada waktu itu, ga lucu kalau tiba-tiba kami masuk koran dengan headline "telah ditemukan, seorang mahasiswa bla bla bla".

akhirnya, saya dekati, saya coba ajak bicara. ternyata masalahnya simpel. BAGI SAYA. tapi tidak bagi sahabat saya.

ketika ibunya berulang tahun, sahabat saya menabung mati-matian, untuk membelikan ibundanya sebuah baju. harganya sekitar 300ribu. ITU MAHAL. bagi kami, mahasiswa rantau. saya tau, berapa hari sahabat saya harus puasa agar bisa mengumpulkan uang segitu. saya paham betul rasanya. itu uang makan kami. uang ongkos kami ke kampus, uang bayaran kosan kami, uang hidup kami. karena apalaah kami ini, hanya mahasiswa rantau yang hidup gelantungan sama uang orang tua. yayayayaaaa..


kemudian, hadiah dikirim. ucapan terima kasih. dan lain-lain. hal sweet khas keluarga bahagia. tahun berikutnya, ketika kami sedang musim liburan. semua mahasiswa mudik. sahabat saya pun demikian. apa yang terjadi? baju yang dibelikan sahabat saya sebagai hadiah ulang tahun ibundanya, kado yang sahabat saya belikan dari simpanan uang hidupnya, dengan santainya, ibunya kasih baju tersebut ke seorang saudara jauh. jauh sekali. pilu hati saya mendengarnya. saya paham betul apa yang sahabat saya rasakan..

dari curhat tersebut,, kemudian bermunculanlah curahan-curahan lainnya, betapa batin sahabat saya begitu tertekan dengan perbandingan-perbandingan yang dilakukan orang tuanya, dengan semua hal kecil tapi manis yang sahabat saya lakukan. ternyata, keluarga ini tidak sebahagia yang saya asumsikan.

betapa sebuah penghargaan kecil saja, diharapkan begitu besar oleh orang lain...

sudahlah.. ini memang manusia..