present, is a gift from the past ...

Supported by seowaps

Senin, 27 Februari 2012

suratcinta#9 (percaya)



dan bagaimanapun, aku ini hanyalah seorang manusia.
yang terbuat dari belulang berbungkus sedikit daging.
ada sebuah hati terbentuk diantara aliran darahku.

diantara hati itu, ada kepercayaan. ada sayang. ada tanggung jawab. dan ada ambisi.
diantara hati itu, ada sensitivitas juga seni.

aku hanyalah manusia. dengan hati yang menyimpan penuh kepercayaan.
sedang mencoba seimbang berdiri di sela-sela kekecewaan.
aku ini hanya manusia dengan hati yang berderah.
aku sedang berupaya tegas tak mengasihani hidup yang terluka.

seberapa lama aku mencoba pun, waktu tak pernah cukup menutupinya.
tak bergeming, sakit masih meraja.
mati rasa, itu cita-citaku sampai detik ini.

penuh dendam, aku maki hati bodoh yang mudah percaya ini.
terlalu dungu. terlalu naif. dan terlalu cupu aku rasa!

aku ini hanya manusia. yang akan sangat sakit jika hatiku didustai.
akan kecewa..

tapi sekarang aku sadar.. aku lebih buruk lagi dari itu!
aku manusia. dengan hati yang tak lagi bisa mempercayai.

mati gaya sendirian bertanya:  'siapa yang harus bertanggung jawab atas ini.'



didedikasikan kepada hati-hati yang kecewa:
"manusia kecewa ketika didustai. tetapi akan lebih mengecewakan lagi ketika manusia sadar, bahwa dia tak lagi bisa mempercayai"

citacinta#15 (cita-cita)



gue sedang mengingat-ingat masa kecil gue yang kurang bahagia. dari kecil gue ga jago berinteraksi dengan manusia disekitar gue. gue lebih suka ngobrol sama kucing atau tanaman2 di depan rumah gue. dulu oom gue pernah bilang, gue 'bertangan-dingin', gue ga ngerti maksudnya apa. tapi gara2 kata2 itu, gue jadi orang yang paling rajin nyiram tanaman (gue ga tau tanaman apa itu namanya) sampe itu tanaman bisa jadi pagar rumah minimalis gue. waktu kecil gue, orang yang paling gue percaya, dan paling bisa jadi panutan gue adalah oom gue.

waktu kecil, waktu jamannya di sekolah yang dikit2 di tanyain: "cita-cita kamu apa?". aaahhh.. gue paling males jaman2 itu! di saat semua temen2 gue kayak berlomba-lomba jadi dokter, gue malah ga pengen jadi dokter. setiap ditanyain cita-cita gue apa, gue diem. bingung mau jawab apa. gue terlahir kayak ga punya ambisi -_-". sampe oom gue juga akhirnya nanyain cita-cita gue apa. gue asal-asalan jawab: "dokter". karena yang gue tau semua temen gue bercita-cita jadi dokter (bahkan Susan pun pengen jadi dokter!!). dan oom gue dengan jelas bilang : "jaman kamu nanti, akan ada banyak dokter berserakan". dalem hati gue: "bener banget oom! di kelas aja hampir separoh yang rebutan jadi dokter -_-". AHAHAH!

dan oom gue jg bilang dengan jelas: "jangan pernah bercita-cita: jadi orang yang BERGUNA bagi nusa dan bangsa". itu cita-cita paling rendah, dari seorang yang paling ga punya ambisi. gue bingung. kok gitu? kenapa orang yang bercita-cita mulia bagi negara malah disebut cita-cita paling rendah??

karena, itu cita-cita paling absurb. cita-cita paling asal. dan cita-cita yang ambigu. oom gue bilang: "kamu tau,, tukang sapu jalanan yang setiap pagi dan sore ngebersihin jalan, mereka itu orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. jd klo kamu bilang cita-cita kamu pengen berguna bagi nusa dan bangsa,, oom anggap kamu bercita-cita jadi tukang sapu jalanan". gue diem lagi. ga tau harus bilang apa.

dan pas malamnya, kita ngobrol2 di teras rumah. maen tebak2an rasi bintang. "kamu suka bintang? kenapa ga jadi astronot aja??" gue diem lagi. tapi ngedenger kata ASTRONOT, gue merasa sangat keren. dan berbeda dari yang laen tentunya. mulai itu, setiap ditanyain cita-cita, gue selalu jawab pengen jadi astronot! gue jadi suka belajar astronomi, dan ngapalin nama-nama rasi bintang. menurut gue namanya keren-keren,, Rigel, Antares, Andromeda, Orion, Aries, dll. gue merasa, gue satu-satunya cewe yang tertarik dengan dunia itu. (-_-)

cita-cita gue itu bertahan sampe gue SMA. sampe gue pikir-pikir lagi, gue gimana caranya biar jadi astronot?? dilihat secara fisik juga gue agak ga memungkinkan (mulai ga pede). dan akhirnya gue pikir ulang, dan sekarang gue jadi bercita-cita pengen punya resto (jauh amat dari astronot -_-).

selama manusia hidup, manusia pasti butuh makan. artinya, selama manusia hidup, manusia akan selalu membutuhkan pengusaha resto kayak gue (nantinya). secara spesifik, gue lebih pengen punya resto khas Indo yang rasanya bisa diterima skala internasional. resto unik. AHAHAH... itu cita-cita gue.